MAKALAH
IDENTIFIKASI PENGGANGGU TANAMAN
“Mengidentifikasi Gulma”
NAMA
:
WILLEM WABANG
NIM :
0804042683
PROGDI
: IHPT
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Gulma
dapat didefinisikan sebagai tumbuh-tumbuhan yang
tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki manusia. Hal ini dapat berarti
tumbuhan tersebut merugikan baik secara langsung atau tidak langsung atau
kadang-kadang juga belum diketahui kerugian/kegunaannya. Oleh karena batasan
untuk gulma ini sebetulnya sangat luas sehingga dapat mencakup semua jenis
tanaman dalam dunia tumbuh-tumbuhan.
Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan
kondisi perkebunan. Misalnya pada perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang
dijumpai kebanyakan dalah gulma semusim; sedang pada perkebunan yang telah lama
ditanami, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan.
Gulma yang terdapat pada dataran tinggi
relatif berbeda dengan yang tumbuh di daerah dataran rendah. Pada daerah yang
tinggi terlihat adanya kecenderungan bertambahnya keanekaragaman jenis,
sedangkan jumlah individu biasanya tidak begitu besar. Hal yang sebaliknya
terjadi pada daerah rendah yakni jumlah individu sangat melimpah, tetapi jumlah
jenis yang ada tidak begitu banyak. Secara morfologi gulma yang digolongkan
sebagai tumbuhan berdun lebar biasanya tidak begitu sulit diidentifikasi jika telah
diketahui sukunya. Hal ini disebabkan karena dalam suku gulma berdaun lebar
tersebut umumnya perbedaan dalam marga sangat jelas. Lagi pula jumlah marga
yang termasuk dalam suatu suku dalam kelompok ini tidak begitu bnyak. Lain
halnya dengan golongan rumput-rumputan atau golongan teki, perbedaan dalam
marga sering tidak jelas, apalagi apabila gulma dari kelompok ini tidak
ditemukan dalam keadaan berbunga.
1.2 Tujuan
Mengetahui taksonomi dan tata nama
gulma
Untuk mengetahui cara
mengidentifikasi gulma.
BAB
II
PEMBAHASAN

Klasifikasi
gulma dapat di lakukan dengan berbagai cara. Misalnya, gulma dapat dibedakan
berdasarkan sifat-sifat morfologi, siklus hidup, habitat (tempat tumbuhnya),
ataupun berdasarkan pengaruh terhadap tanaman.
· Berdasarkan
Morfologi Gulma
Berdasarkan
sifat morfologinya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma berdaun sempit (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma berdaun lebar (broad leaves), dan gulma pakis-pakisan (ferns).
1. Gulma
Berdaun Sempit (Grasses)
Gulma
berdaun sempit memiliki cirri khas sebagai berikut : daun menyerupai pita,
batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar, dan memiliki
pelepah serta helaian daun. Contoh – contoh gulma berdaun sempit adalah sebagai
berikut :
§ Chloris barbata
§ Echhinochloa colona
§ Digitaria fuscescens
§ Leersia hexandra
2. Gulma
Teki-Tekian (Sedges)
Gulma
jenis teki-tekian merip dengan gulma berdaun sempit, namun memiliki batang
berbentuk segitiga. Beberapa contoh jenis gulma teki-tekian adalah sebagai
berikut :
§ Cyperus digitatus
§ Cyperus iria
§ Cyperus rotundus
§ Rhynchospora corymbosa
3. Gulma
Berdaun Lebar (Broad Leaves)
Pada
umumnya, gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan berkeping dua, meskipun ada
juga yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar memiliki cirri-ciri bentuk daun melebar
dan tanaman tumbuh tegak atau menjalar. Contoh – contoh jenis gulma berdaun
lebar adalah sebagai berikut :
§ Ageratum houstonianum
§ Cassia tora
§ Chromolaena odorata
§ Hyptes capitata
4. Gulma
Pakis-Pakisan (Ferns)
Gulma
jenis pakis-pakisan (frens) pada
umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang tegak atau menjalar. Contoh
gulma jenis pakis-pakisan adalah sebagai berikut :
§ Nephrolepis biserrata
§ Pteridium odoratum
§ Dicranopteris linearis
§ Lygodium flexuosum
· Berdasarkan
Siklus Hidup Gulma
Berdasarkan
siklus hidupnya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma semusim (annual weeds), gulma dua musim (biannual weeds), dan gulma tahunan (perennial weeds).
1. Gulma
Semusim (Annual Weeds)
Siklus
hidup gulma semusim mulai dari perkecambahan, berproduksi, sampai akhirnya mati
berlangsung selama satu tahun. Pada umumnya, gulma semusim mudah dikendalikan,
namun pertumbuhannya sangat cepat karena produksi biji sangat banyak. Oleh
karena itu, pengendalian gulma semusim memerlukan biaya yang lebih besar.
Contoh–contoh gulma semusim adalah sebagai berikut :
§ Amaranthus sp.
§ Digitaria sp.
§ Eleusine indica
§ Ipomoea purpurra
§ Setaria sp.
2. Gulma
Dua Musim (Biannual Weeds)
Siklus
hidup gulma dua musim lebih dari satu tahun, namun tidak lebih dari dua tahun.
Pada tahun pertama gulma ini menghasilkan bentuk roset, pada tahun kedua
berbunga, menghasilkan biji, dan akhirnya mati. Pada periode roset, gulma jenis
ini pada umumnya sensitif terhadap herbisida. Contoh-contoh gulma dua musim
adalah sebagai berikut :
§ Aretium sp.
§ Circium vulgare
§ Verbascum thapsus
3. Gulma
Tahunan (Perennial Weeds)
Siklus
hidup gulma tahunan lebih dari dua tahun dan mungkin tidak terbatas (menahun).
Jenis gulma ini kebanyakan berkembang biak dengan biji, meskipun ada juga yang
berkembang biak secara vegetatif. Gulma tahunan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Misalnya, pada musim kemarau jenis gulma ini seolah-olah mati
karena ada bagian yang mongering, namun bila ketersediaan air cukup, maka gulma
akan segera bersemi kembali. Contoh – contoh gulma tahunan adalah sebagai
berikut :
§ Cynodon dactylon
§ Cyperus rotundus
§ Imperata cylindrica
· Berdasarkan
Habitat Tumbuh Gulma
Berdasarkan
habitatnya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma air (aquatic weeds) dan gulma daratan (terestrial weeds).
1. Gulma
Air (Aquatic weeds)
Pada
umumnya, gulma air tumbuh di air, baik yang mengapung, tenggelam, ataupun
setengah tenggelam. Gulma air dapat berupa gulma berdaun sempit, berdaun lebar,
ataupun teki-tekian. Contoh – contoh gulma air adalah sebagai berikut :
§ Cyperus iria
§ Cyperus difformis
§ Eichornia grassipes
§ Salvinia molesta
2. Gulma
daratan (terrestrial weeds)
Gulma
daratan tumbuh di darat, antara lain di tegalan dan perkebunan. Jenis gulma
daratan yang tumbuh diperkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman utama,
jenis tanah, iklim, dan pola tanam. Contoh-contoh jenis gulma daratan adalah
sebagai berikut :
§ Chromolaena odorata
§ Imperata cylindrical
§ Euphorbia sp.
· Berdasarkan
Pengaruhnya Terhadap Tanaman
Berdasarkan
pengaruhnya terhadap tanaman, maka gulma dapat dibedakan menjadi gulma kelas A,
B, C, D, dan E.
1. Gulma
Kelas A
Gulma
yang digolongkan ke dalam kelas A adalah jenis-jenis gulma yang sangat
berbahaya bagi tanaman sehingga harus diberantas secara tuntas. Contoh-contoh
jenis gulma kelas A adalah sebagai berikut :
§ Imperata cylindrical
§ Mikania sp.
§ Mimosa sp.
2. Gulma
Kelas B
Gulma
yang digolongkan sebagai gulma jenis B adalah jenis-jenis gulma yang merugikan
tanaman, sehingga perlu dilakukan tindakan pemberantasan atau pengendalian.
Contoh - contoh jenis gulma kelas B adalah sebagai berikut :
§ Lantana camara
§ Gleichenia liniearis
§ Brachiaria mutica
3. Gulma
Kelas C
Gulma
yang digolongkan ke dalam gulma kelas C adalah jenis-jenis gulma atau tumbuhan
yang merugikan tanaman dan memerlukan tindakan pengendalian, namun tindakan
pengendalian tersebut tergantung pada keadaan, misalnya ketersediaan biaya,
atau mempertimbangkan segi estetika (kebersihan kebun). Contoh – contoh jenis
gulma kelas C adalah sebagai berikut :
§ Cyperus sp.
§ Eleusine indica
§ Cyclocorus aridus
4. Gulma
Kelas D
Gulma
yang digolongkan sebagai gulma kelas D adalah jenis-jenis gulma yang kurang
merugikan tanaman, namun tetap memerlukan tindakan pengendalian. Contoh –
contoh jenis gulma kelas D adalah sebagai berikut :
§ Ageratum conyzoides
§ Cyrtococcum sp.
§ Digitaria sp.
5. Gulma
Kelas E
Gulma
yang digolongkan ke dalam gulma kelas E adalah jenis-jenis gulma yang pada
umumnya bermanfaat bagi tanaman karena dapat berfungsi sebagai pupuk hijau.
Gulma kelas E dibiarkan tumbuh menutupi gawangan tanaman, namun tetap
menerlukan tindakan pengendalian jika pertumbuhannya sudah menutupi piringan
atau jalur tanaman. Contoh – contoh jenis gulma kelas E adalah sebagai berikut
:
§ Calopogonium caereleum
§ Calopogonium mucunoides
§ Centrosema pubescens
§ Pueraria javanica
§ Pueraria phaseoloides


Cara mengidentifikasi gulma
dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara di bawah ini :
§ Membandingkan
gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium (di
Indonesia terdapat Herbarium Bogoriense yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda,
Bogor).
§ Konsultasi
langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan.
§ Mencari
sendiri melalui kunci identifikasi.
§ Membandingkannya
dengan determinasi yang ada.
§ Membandingkannya
dengan ilustrasi yang tersedia.
§ Karakteristik
gulma.
Sampai
saat ini tanda-tanda karakteristik yang dipakai dalam identifikasi gulma adalah
bentuk morfologinya. Alat yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi gulma adalah
loupe ( kaca pembesar ) dengan perbesaran 10x, dalam keadaan tertentu juga
dibutuhkan mikroskop 40x. Dalam identifikasi dan penelaan gulma terbagi atas
sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-sifat
generatif yang cenderung tetap.
·
Bagian vegetatif gulma
Perakaran, misalnya dapat berupa akar
tunggang, akar serabut, berimpang, dan berstolon. Kemudian bagian batang dan
cabangnya, ada gulma yang menjalar, tegak, melilit. Kedudukan daun ada yang
berhadapan, bersilang, berhadapan silang dan lain-lain.
Bentuk daun juga sangat bervariasi, ada
yang bulat, lonjong seperti pita, segi tiga, dan belah ketupat. Pangkal dan
ujung daun pun dapat dibedakan, ada yang bulat, lancip dan bertoreh. Demikian
juga dengan tepi daun ada yang rata, bergerigi, berombak, beringgit, dan
sebagainya. Permukaan daun ada yang mengkilat, berbulu, dan berbulu bintang.
Selain bagian-bagian akar, batang dan
daun, kadang-kadang dijumpai pula adanya alat-alat tambahan misalnya daun
penumpu (biasanya didapat pada Malvacae), selaput bumbung (okrea) yang
merupakan ciri khas gulma dri suku Polygonaceae.
·
Bagian generatif gulma
Bagian ini dipergunakan untuk
perkembangbiakan dan terdiri dari bunga, buah dan biji.
Jumlah dan kedudukan bunga pada gulma
ada yang tunggal atau majemuk dan dapat terletak di ketiak daun atau di ujung.
Bunga majemuk dapat berbentuk tongkol, bulir, dan malai. Bagian-bagian bunga
umumnya terdiri dari kelopak, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Jika
jumlah dari tiap-tiap bagian ini 5 atau merupakan kelipatan 5, maka biasanya
disebut penamer, demikian jika jumlah masing-masing bagian tersebut 4 atau
kelipatannya, disebut tetramer. Kedudukan perhiasan bagian-bagian ini sering
pula menunjukkan simetrinya. Ada bunga yang bersimetri banyak (aktonomorf),
atau ada pula yang hanya monosimetri (zigomorf). Warna kelopak biasanya hijau
walaupun ada juga yang sama dengan warna mahkota bunganya. Kelopak dan mahkota
pada gulma bisa dibedakan lagi, dan disebut sebagai tenda bunga.
Mahkota bunga yang satu dengan yang lain
umumnya sngat bervariasi warnanya, ada yang biru, merah, merah muda, kunging,
putih dan sebagainya. Jumlah benang sari juga bermacam-macam, dapat hanya
1,2,3,4,5,10, 20 atau lebih. Kedudukannya pun berbeda-beda, ada yang terletak
pada dasar perhiasan bunga membentuk satu atau dua llingkaran, ada pula yang
melekat pada dinding mahkota bunga. Panjangnya pun berbeda-beda, sehingga
dikenal istilah didynamus yaitu jika pada satu bunga terdapat dua benang sari
yang bertangkai panjang dan dua yang bertangkai pendek. Keadaan serupa ini
biasanya dijumpai pada suku Labiatae. Kedudukan bakal biji ada yang sejajar,
duduk atau tenggelam dengan dasar perhiasan bunga.
Bentuk ukuran, warna, dan jumlah buah
pun berlain-lainan. Dikenal adanya buah kotak, buah polong, buah buni dan
lain-lain. Biji juga dapat ditandai dengan ciri-ciri yang berlainan, misal
bentuk, warna, ukuran dan keadaan permukaan yang tidak sama.
Keadaan gulma yang paling ideal untuk
identifikasi adalah jika semua bagian-bagian tersebut (vegetatif dan
generatifnya) lengkap. Tentu saja hal ini hanya dijumpai pada gulma yang telah
dewasa. Padahal dalam rangka pengelolaan gulma yang baik, sering kali harus
mengetahui jenis gulma apakah yang terdapat di suatu perkebunan jauh sebelum
gulma tersebut dewasa dan megadakan kompetisi dengan tanaman budidaya.

· Gulma
Chloris barbata
Famili
1(b) Tumbu-tumbuhan dengan
bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik.
Tumbuh-tumbuhan berbungan …………………………2
2(b)
Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan
dapat juga memanjat atau membelit
(dengan batang, poros daun atau tangkai daun)...........................3
3(b) Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat
dalam berkas tersebut di atas bangsa rumput atau menyerupainya. Daun mempunyai
tulang daun sejajar atau melengkung, tak berduri, dengan pangkal berpelepah.
Bunga-bunga merupakan bulir, terdapat diketiak sekam (sisik
tipis)…………………………………………………………………………………..5
5(a) Batang bulat atau kadang-kadang sedikit pipih. Ibu
tangkai karangan bunga kebanyakkan berbuku. Lidah atau karangan rambut pada
batas antara pelepah dengan helaian daun kerap kali kelihatan jelas. Ujung
sekam kadang-kadang berjarum. Sekam tidak pernah tersusun spiral.
………………………..………………………………………..(Famili Gramineae)
Genus
1(b) Keterangan bunga lain………………………………………….…………..2
2(a) Anak bulir duduk atau dengan tangkai yang sangat
pendek dan tidak bercabang, terkumpul menjadi bulir atau tandan berbentuk
bulir. Ini berdiri sendiri atau terkumpul keseluruhannya menjadi bentuk payung,
tandan atau malai (rumput bulir)……………………………………………………..………….3
3(b)Karangan bunga lain…………………………………………………………..4
4(b) Bulir menyatu dan bercabang………………..……………………………..5
5(b) Tanaman
lain…………………………………………………………………6
6(b) Bulir tidak demikian penempatannya……………….………………………9
9(b) Bulir tidak berpegangan satu terhadap yang lain.
Anak bulir tersusun pada poros bulir secara lain……………………………………………………10
10(b) Anak bulir tidak berjarum (paling banter
lancip)………………………..11
11(b) Bulir pada ujung batang terkumpul menjadi berbentuk
payung. Helaian daun berbentuk garis. …………………………………………(Genus Chloris)
Spesies
Rumput berumur cukup panjang, berumpun kuat,
akhirnya membentuk rumpun yang sangat besar, dengan batang yang merayap di
pangkal dan mengeluarkan akar; tinggi 0,2-0,8 m. Batang tertekan,
keseluruhannya boleh dikatakan terisi teras. Pelepah daun yang bawah bertunas.
Lidah pendek. Helaian daun berbentuk garis, bertepi kasar, di atas kasar,
menyolok hijau biru, 10-45 kali 0,4-1 cm. Bulir 4-28, terkumpul, berdiri
menyerong, panjang 2-10 cm. Anak bulir tertancap terpisah, menghadap satu sisi,
boleh dikatakan duduk, bulat telur terbalik sampai berbentuk baji, panjang 1k
2,5 mm, dengan 3-4 jarum ungu. Sekam
terlipat rangkap-berlunas, berambut, agak keunguan. 2 sekam terbawah setelah
rontok tetap tinggal. Benang sari 3, kepala sari putih. Tangkai putik 2; kepala
putik muncul dari samping dari anak bulir, ungu. Di sepanjang pantai yang
kering, cerah. Rumput kembang kembang goyang, ind, kilen, J, Suket cakar J. (Chloris
barbata)
· Gulma
Eleusine indica
Famili
(1b)
Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari (atau)
putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga………………………………….2
(2b)
Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit
(dengan batang, poros daun atau tangkai daun)……………………3
(3b)
Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut di
atas……………………………………………………………………...4
(4a)
Bangsa rumput atau yang menyerupainya. Daun mempunyai tulang daun sejajar atau
melengkung, tak berduri, dengan pangkal berpelepah. Bunga-bunga merupakan
bulir, terdapat di ketiak sekam (sisik tipis)………...5
(5a)
Batang bulat atau kadang-kadang sedikit
pipih. Ibu tangkai karangan bunga kebanyakan berbuku. Lidah atau karangan
rambut pada batas antara pelepah dengan helaian daun kerap kali kelihatan
jelas. Ujung sekam kadang-kadang berjarum. Sekam tidak pernah tersusun spiral…(Gramineae)
Genus
(1b)
Karangan bunga lain…………………………………………….……………2
(2a)
Anak bulir duduk atau dengan tangkai yang sangat pendek dan tidak bercabang,
terkumpul menjadi bulir atau tanda berbentuk bulir. Ini berdiri sendiri atau
terkumpul keseluruhannya menjadi bentuk payung, tandan atau malai (rumput
bulir)…………………………………………………………………3
(3b)
Karangan bunga lain………………………………………………………….4
(4b)
Bulir menyatuh dan bercabang………………………………………………5
(5b)
Tanaman lain…………………………………………………………………..6
(6b)
Bulir tidak demikian penempatannya……………………………………….9
(9b)
Bulir tidak berpegangan satu terhadap yang lain………………………...10
(10b)
Anak bulir tersusun pada poros bulir secara lain. Anak bulir tidak berjarum
(paling banter lancip)…………………………………………………..12
(12b)
Tangkai karangan bunga berdiri
sendiri………………………………...13
(13b)
Anak bulir terkumpul berjejal pada sisinya………………………………15
(15b)
Ujung poros bulir tidak diperpanjang menjadi lancip………………...…16
(16a)
Rumput ulet dan kasar. Pelepah daun tidak berambut panjang, yang ada hanya pada
mulut berambut panjang pada tonjolan. Bulir kerapkali tertancap pada ketinggian
yang tidak sama………………………….(Eleusine)
Spesies
Rumput
berumur pendek, kerapkali berumpun kuat, kadang-kadang pada buku yang bawah
keluar akar; batang kerapkali berbentuk cekungan yang berbentang; tinggi
0,1-0,9 m. Batang menempel sekali, bergaris, kerap bercabang. Daun dalam 2
baris. Pelepah daun menempel kuat berlunas. Lidah seperti selaput, pendek.
Helaian
bentuk panjang, 12-40 kali 0,4-1 cm. Bulir terkumpul 2-12, satu sisi. Bulir
bersayap dan berlunas, panjnag 2,5-17 cm. Anak bulir berdiri sendiri, berseling
kiri kanan lunas, duduk, rapat menutup secara genting, menempel rapat, panjang
4-7 mm. Sekam tertekan rapat berlunas dua yang tebawah tetap tinggal lama.
Benang sari 3; kepala sari pendek. Tangkai putik 2; kepala putik sempit, ungu.
Di tempat cari matahari, kerapkali di tanah keras karena terinjak; 1-2.000 m. Rumput belulang, Ind, Jukut japang, S, Jukut carulang, S, Godong ula,
Rebba manggabuk, Md. (Eleusine
indica)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan


DAFTAR PUSTAKA
Barus,
Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Di
Perkebunan. Kanisius, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar