Jumat, 12 April 2013

makalah IPT



MAKALAH
IDENTIFIKASI PENGGANGGU TANAMAN
“Mengidentifikasi Gulma”

                                                                                                                 








NAMA                                     : WILLEM WABANG
NIM                                         : 0804042683
PROGDI                                  : IHPT



FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG 
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pendahuluan
Gulma dapat didefinisikan sebagai tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki manusia. Hal ini dapat berarti tumbuhan tersebut merugikan baik secara langsung atau tidak langsung atau kadang-kadang juga belum diketahui kerugian/kegunaannya. Oleh karena batasan untuk gulma ini sebetulnya sangat luas sehingga dapat mencakup semua jenis tanaman dalam dunia tumbuh-tumbuhan.
Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi perkebunan. Misalnya pada perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang dijumpai kebanyakan dalah gulma semusim; sedang pada perkebunan yang telah lama ditanami, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan.
Gulma yang terdapat pada dataran tinggi relatif berbeda dengan yang tumbuh di daerah dataran rendah. Pada daerah yang tinggi terlihat adanya kecenderungan bertambahnya keanekaragaman jenis, sedangkan jumlah individu biasanya tidak begitu besar. Hal yang sebaliknya terjadi pada daerah rendah yakni jumlah individu sangat melimpah, tetapi jumlah jenis yang ada tidak begitu banyak. Secara morfologi gulma yang digolongkan sebagai tumbuhan berdun lebar biasanya tidak begitu sulit diidentifikasi jika telah diketahui sukunya. Hal ini disebabkan karena dalam suku gulma berdaun lebar tersebut umumnya perbedaan dalam marga sangat jelas. Lagi pula jumlah marga yang termasuk dalam suatu suku dalam kelompok ini tidak begitu bnyak. Lain halnya dengan golongan rumput-rumputan atau golongan teki, perbedaan dalam marga sering tidak jelas, apalagi apabila gulma dari kelompok ini tidak ditemukan dalam keadaan berbunga.
1.2  Tujuan
Untuk mengenal morfologi dari gulma
Mengetahui taksonomi dan tata nama gulma
Untuk mengetahui cara mengidentifikasi gulma. 

BAB II
PEMBAHASAN

*        Klasifikasi Gulma
Klasifikasi gulma dapat di lakukan dengan berbagai cara. Misalnya, gulma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat morfologi, siklus hidup, habitat (tempat tumbuhnya), ataupun berdasarkan pengaruh terhadap tanaman.
·      Berdasarkan Morfologi Gulma
Berdasarkan sifat morfologinya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma berdaun sempit (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma berdaun lebar (broad leaves), dan gulma pakis-pakisan (ferns).
1.  Gulma Berdaun Sempit (Grasses)
Gulma berdaun sempit memiliki cirri khas sebagai berikut : daun menyerupai pita, batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar, dan memiliki pelepah serta helaian daun. Contoh – contoh gulma berdaun sempit adalah sebagai berikut :
§  Chloris barbata
§  Echhinochloa colona
§  Digitaria fuscescens
§  Leersia hexandra
2.  Gulma Teki-Tekian (Sedges)
Gulma jenis teki-tekian merip dengan gulma berdaun sempit, namun memiliki batang berbentuk segitiga. Beberapa contoh jenis gulma teki-tekian adalah sebagai berikut :
§  Cyperus digitatus
§  Cyperus iria
§  Cyperus rotundus
§  Rhynchospora corymbosa


3.  Gulma Berdaun Lebar (Broad Leaves)
Pada umumnya, gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan berkeping dua, meskipun ada juga yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar memiliki cirri-ciri bentuk daun melebar dan tanaman tumbuh tegak atau menjalar. Contoh – contoh jenis gulma berdaun lebar adalah sebagai berikut :
§  Ageratum houstonianum
§  Cassia tora
§  Chromolaena odorata
§  Hyptes capitata
4.  Gulma Pakis-Pakisan (Ferns)
Gulma jenis pakis-pakisan (frens) pada umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang tegak atau menjalar. Contoh gulma jenis pakis-pakisan adalah sebagai berikut :
§  Nephrolepis biserrata
§  Pteridium odoratum
§  Dicranopteris linearis
§  Lygodium flexuosum
·      Berdasarkan Siklus Hidup Gulma
Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma semusim (annual weeds), gulma dua musim (biannual weeds), dan gulma tahunan (perennial weeds).
1.  Gulma Semusim (Annual Weeds)
Siklus hidup gulma semusim mulai dari perkecambahan, berproduksi, sampai akhirnya mati berlangsung selama satu tahun. Pada umumnya, gulma semusim mudah dikendalikan, namun pertumbuhannya sangat cepat karena produksi biji sangat banyak. Oleh karena itu, pengendalian gulma semusim memerlukan biaya yang lebih besar. Contoh–contoh gulma semusim adalah sebagai berikut :
§  Amaranthus sp.
§  Digitaria sp.
§  Eleusine indica
§  Ipomoea purpurra
§  Setaria sp.
2.  Gulma Dua Musim (Biannual Weeds)
Siklus hidup gulma dua musim lebih dari satu tahun, namun tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama gulma ini menghasilkan bentuk roset, pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji, dan akhirnya mati. Pada periode roset, gulma jenis ini pada umumnya sensitif terhadap herbisida. Contoh-contoh gulma dua musim adalah sebagai berikut :
§  Aretium sp.
§  Circium vulgare
§  Verbascum thapsus
3.  Gulma Tahunan (Perennial Weeds)
Siklus hidup gulma tahunan lebih dari dua tahun dan mungkin tidak terbatas (menahun). Jenis gulma ini kebanyakan berkembang biak dengan biji, meskipun ada juga yang berkembang biak secara vegetatif. Gulma tahunan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Misalnya, pada musim kemarau jenis gulma ini seolah-olah mati karena ada bagian yang mongering, namun bila ketersediaan air cukup, maka gulma akan segera bersemi kembali. Contoh – contoh gulma tahunan adalah sebagai berikut :
§  Cynodon dactylon
§  Cyperus rotundus
§  Imperata cylindrica
·      Berdasarkan Habitat Tumbuh Gulma
Berdasarkan habitatnya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma air (aquatic weeds) dan gulma daratan (terestrial weeds).
1.  Gulma Air (Aquatic weeds)
Pada umumnya, gulma air tumbuh di air, baik yang mengapung, tenggelam, ataupun setengah tenggelam. Gulma air dapat berupa gulma berdaun sempit, berdaun lebar, ataupun teki-tekian. Contoh – contoh gulma air adalah sebagai berikut :
§  Cyperus iria
§  Cyperus difformis
§  Eichornia grassipes
§  Salvinia molesta
2.  Gulma daratan (terrestrial weeds)
Gulma daratan tumbuh di darat, antara lain di tegalan dan perkebunan. Jenis gulma daratan yang tumbuh diperkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman utama, jenis tanah, iklim, dan pola tanam. Contoh-contoh jenis gulma daratan adalah sebagai berikut :
§  Chromolaena odorata
§  Imperata cylindrical
§  Euphorbia sp.
·      Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Tanaman
Berdasarkan pengaruhnya terhadap tanaman, maka gulma dapat dibedakan menjadi gulma kelas A, B, C, D, dan E.
1.  Gulma Kelas A
Gulma yang digolongkan ke dalam kelas A adalah jenis-jenis gulma yang sangat berbahaya bagi tanaman sehingga harus diberantas secara tuntas. Contoh-contoh jenis gulma kelas A adalah sebagai berikut :
§  Imperata cylindrical
§  Mikania sp.
§  Mimosa sp.
2.  Gulma Kelas B
Gulma yang digolongkan sebagai gulma jenis B adalah jenis-jenis gulma yang merugikan tanaman, sehingga perlu dilakukan tindakan pemberantasan atau pengendalian. Contoh - contoh jenis gulma kelas B adalah sebagai berikut :
§  Lantana camara
§  Gleichenia liniearis
§  Brachiaria mutica

3.  Gulma Kelas C
Gulma yang digolongkan ke dalam gulma kelas C adalah jenis-jenis gulma atau tumbuhan yang merugikan tanaman dan memerlukan tindakan pengendalian, namun tindakan pengendalian tersebut tergantung pada keadaan, misalnya ketersediaan biaya, atau mempertimbangkan segi estetika (kebersihan kebun). Contoh – contoh jenis gulma kelas C adalah sebagai berikut :
§  Cyperus sp.
§  Eleusine indica
§  Cyclocorus aridus
4.  Gulma Kelas D
Gulma yang digolongkan sebagai gulma kelas D adalah jenis-jenis gulma yang kurang merugikan tanaman, namun tetap memerlukan tindakan pengendalian. Contoh – contoh jenis gulma kelas D adalah sebagai berikut :
§  Ageratum conyzoides
§  Cyrtococcum sp.
§  Digitaria sp.
5.  Gulma Kelas E
Gulma yang digolongkan ke dalam gulma kelas E adalah jenis-jenis gulma yang pada umumnya bermanfaat bagi tanaman karena dapat berfungsi sebagai pupuk hijau. Gulma kelas E dibiarkan tumbuh menutupi gawangan tanaman, namun tetap menerlukan tindakan pengendalian jika pertumbuhannya sudah menutupi piringan atau jalur tanaman. Contoh – contoh jenis gulma kelas E adalah sebagai berikut :
§  Calopogonium caereleum
§  Calopogonium mucunoides
§  Centrosema pubescens
§  Pueraria javanica
§  Pueraria phaseoloides

*        Taksonomi Gulma
*        Langkah – Langkah Mengidentifikasi
Cara mengidentifikasi gulma dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara di bawah ini :
§  Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium (di Indonesia terdapat Herbarium Bogoriense yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda, Bogor).
§  Konsultasi langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan.
§  Mencari sendiri melalui kunci identifikasi.
§  Membandingkannya dengan determinasi yang ada.
§  Membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia.
§  Karakteristik gulma.
Sampai saat ini tanda-tanda karakteristik yang dipakai dalam identifikasi gulma adalah bentuk morfologinya. Alat yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi gulma adalah loupe ( kaca pembesar ) dengan perbesaran 10x, dalam keadaan tertentu juga dibutuhkan mikroskop 40x. Dalam identifikasi dan penelaan gulma terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap.
·      Bagian vegetatif gulma
        Perakaran, misalnya dapat berupa akar tunggang, akar serabut, berimpang, dan berstolon. Kemudian bagian batang dan cabangnya, ada gulma yang menjalar, tegak, melilit. Kedudukan daun ada yang berhadapan, bersilang, berhadapan silang dan lain-lain.
        Bentuk daun juga sangat bervariasi, ada yang bulat, lonjong seperti pita, segi tiga, dan belah ketupat. Pangkal dan ujung daun pun dapat dibedakan, ada yang bulat, lancip dan bertoreh. Demikian juga dengan tepi daun ada yang rata, bergerigi, berombak, beringgit, dan sebagainya. Permukaan daun ada yang mengkilat, berbulu, dan berbulu bintang.
        Selain bagian-bagian akar, batang dan daun, kadang-kadang dijumpai pula adanya alat-alat tambahan misalnya daun penumpu (biasanya didapat pada Malvacae), selaput bumbung (okrea) yang merupakan ciri khas gulma dri suku Polygonaceae.
·      Bagian generatif gulma
        Bagian ini dipergunakan untuk perkembangbiakan dan terdiri dari bunga, buah dan biji.
        Jumlah dan kedudukan bunga pada gulma ada yang tunggal atau majemuk dan dapat terletak di ketiak daun atau di ujung. Bunga majemuk dapat berbentuk tongkol, bulir, dan malai. Bagian-bagian bunga umumnya terdiri dari kelopak, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Jika jumlah dari tiap-tiap bagian ini 5 atau merupakan kelipatan 5, maka biasanya disebut penamer, demikian jika jumlah masing-masing bagian tersebut 4 atau kelipatannya, disebut tetramer. Kedudukan perhiasan bagian-bagian ini sering pula menunjukkan simetrinya. Ada bunga yang bersimetri banyak (aktonomorf), atau ada pula yang hanya monosimetri (zigomorf). Warna kelopak biasanya hijau walaupun ada juga yang sama dengan warna mahkota bunganya. Kelopak dan mahkota pada gulma bisa dibedakan lagi, dan disebut sebagai tenda bunga.
        Mahkota bunga yang satu dengan yang lain umumnya sngat bervariasi warnanya, ada yang biru, merah, merah muda, kunging, putih dan sebagainya. Jumlah benang sari juga bermacam-macam, dapat hanya 1,2,3,4,5,10, 20 atau lebih. Kedudukannya pun berbeda-beda, ada yang terletak pada dasar perhiasan bunga membentuk satu atau dua llingkaran, ada pula yang melekat pada dinding mahkota bunga. Panjangnya pun berbeda-beda, sehingga dikenal istilah didynamus yaitu jika pada satu bunga terdapat dua benang sari yang bertangkai panjang dan dua yang bertangkai pendek. Keadaan serupa ini biasanya dijumpai pada suku Labiatae. Kedudukan bakal biji ada yang sejajar, duduk atau tenggelam dengan dasar perhiasan bunga.
        Bentuk ukuran, warna, dan jumlah buah pun berlain-lainan. Dikenal adanya buah kotak, buah polong, buah buni dan lain-lain. Biji juga dapat ditandai dengan ciri-ciri yang berlainan, misal bentuk, warna, ukuran dan keadaan permukaan yang tidak sama.
        Keadaan gulma yang paling ideal untuk identifikasi adalah jika semua bagian-bagian tersebut (vegetatif dan generatifnya) lengkap. Tentu saja hal ini hanya dijumpai pada gulma yang telah dewasa. Padahal dalam rangka pengelolaan gulma yang baik, sering kali harus mengetahui jenis gulma apakah yang terdapat di suatu perkebunan jauh sebelum gulma tersebut dewasa dan megadakan kompetisi dengan tanaman budidaya.
*   Contoh identifikasi gulma dengan menggunakan buku Flora :
·  Gulma Chloris barbata
Famili
1(b) Tumbu-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbungan …………………………2
2(b) Tiada  alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga  memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun)...........................3
3(b) Daun  tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut di atas bangsa rumput atau menyerupainya. Daun mempunyai tulang daun sejajar atau melengkung, tak berduri, dengan pangkal berpelepah. Bunga-bunga merupakan bulir, terdapat diketiak sekam (sisik tipis)…………………………………………………………………………………..5
5(a) Batang  bulat atau kadang-kadang sedikit pipih. Ibu tangkai karangan bunga kebanyakkan berbuku. Lidah atau karangan rambut pada batas antara pelepah dengan helaian daun kerap kali kelihatan jelas. Ujung sekam kadang-kadang berjarum. Sekam tidak pernah tersusun spiral.
………………………..………………………………………..(Famili Gramineae)
Genus
1(b) Keterangan bunga lain………………………………………….…………..2
2(a) Anak bulir duduk atau dengan tangkai yang sangat pendek dan tidak bercabang, terkumpul menjadi bulir atau tandan berbentuk bulir. Ini berdiri sendiri atau terkumpul keseluruhannya menjadi bentuk payung, tandan atau malai (rumput bulir)……………………………………………………..………….3
3(b)Karangan bunga lain…………………………………………………………..4
4(b) Bulir menyatu dan bercabang………………..……………………………..5
5(b) Tanaman  lain…………………………………………………………………6
6(b) Bulir tidak demikian penempatannya……………….………………………9
9(b) Bulir tidak berpegangan satu terhadap yang lain. Anak bulir tersusun pada poros bulir secara lain……………………………………………………10
10(b) Anak bulir tidak berjarum (paling banter lancip)………………………..11
11(b) Bulir pada ujung batang terkumpul menjadi berbentuk payung. Helaian daun berbentuk garis. …………………………………………(Genus Chloris)
Spesies
 Rumput berumur cukup panjang, berumpun kuat, akhirnya membentuk rumpun yang sangat besar, dengan batang yang merayap di pangkal dan mengeluarkan akar; tinggi 0,2-0,8 m. Batang tertekan, keseluruhannya boleh dikatakan terisi teras. Pelepah daun yang bawah bertunas. Lidah pendek. Helaian daun berbentuk garis, bertepi kasar, di atas kasar, menyolok hijau biru, 10-45 kali 0,4-1 cm. Bulir 4-28, terkumpul, berdiri menyerong, panjang 2-10 cm. Anak bulir tertancap terpisah, menghadap satu sisi, boleh dikatakan duduk, bulat telur terbalik sampai berbentuk baji, panjang 1k 2,5 mm, dengan 3-4 jarum  ungu. Sekam terlipat rangkap-berlunas, berambut, agak keunguan. 2 sekam terbawah setelah rontok tetap tinggal. Benang sari 3, kepala sari putih. Tangkai putik 2; kepala putik muncul dari samping dari anak bulir, ungu. Di sepanjang pantai yang kering, cerah. Rumput kembang kembang goyang, ind, kilen, J, Suket cakar J. (Chloris barbata)
·  Gulma Eleusine indica
Famili
(1b) Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga………………………………….2
(2b) Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun)……………………3
(3b) Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut di atas……………………………………………………………………...4
(4a) Bangsa rumput atau yang menyerupainya. Daun mempunyai tulang daun sejajar atau melengkung, tak berduri, dengan pangkal berpelepah. Bunga-bunga merupakan bulir, terdapat di ketiak sekam (sisik tipis)………...5
(5a) Batang bulat  atau kadang-kadang sedikit pipih. Ibu tangkai karangan bunga kebanyakan berbuku. Lidah atau karangan rambut pada batas antara pelepah dengan helaian daun kerap kali kelihatan jelas. Ujung sekam kadang-kadang berjarum. Sekam tidak pernah tersusun spiral…(Gramineae)
Genus
(1b) Karangan bunga lain…………………………………………….……………2
(2a) Anak bulir duduk atau dengan tangkai yang sangat pendek dan tidak bercabang, terkumpul menjadi bulir atau tanda berbentuk bulir. Ini berdiri sendiri atau terkumpul keseluruhannya menjadi bentuk payung, tandan atau malai (rumput bulir)…………………………………………………………………3
(3b) Karangan bunga lain………………………………………………………….4
(4b) Bulir menyatuh dan bercabang………………………………………………5
(5b) Tanaman lain…………………………………………………………………..6
(6b) Bulir tidak demikian penempatannya……………………………………….9
(9b) Bulir tidak berpegangan satu terhadap yang lain………………………...10
(10b) Anak bulir tersusun pada poros bulir secara lain. Anak bulir tidak berjarum (paling banter lancip)…………………………………………………..12
(12b) Tangkai karangan  bunga berdiri sendiri………………………………...13
(13b) Anak bulir terkumpul berjejal pada sisinya………………………………15
(15b) Ujung poros bulir tidak diperpanjang menjadi lancip………………...…16
(16a) Rumput ulet dan kasar. Pelepah daun tidak berambut panjang, yang ada hanya pada mulut berambut panjang pada tonjolan. Bulir kerapkali tertancap pada ketinggian yang tidak sama………………………….(Eleusine)
Spesies
Rumput berumur pendek, kerapkali berumpun kuat, kadang-kadang pada buku yang bawah keluar akar; batang kerapkali berbentuk cekungan yang berbentang; tinggi 0,1-0,9 m. Batang menempel sekali, bergaris, kerap bercabang. Daun dalam 2 baris. Pelepah daun menempel kuat berlunas. Lidah seperti selaput, pendek.
Helaian bentuk panjang, 12-40 kali 0,4-1 cm. Bulir terkumpul 2-12, satu sisi. Bulir bersayap dan berlunas, panjnag 2,5-17 cm. Anak bulir berdiri sendiri, berseling kiri kanan lunas, duduk, rapat menutup secara genting, menempel rapat, panjang 4-7 mm. Sekam tertekan rapat berlunas dua yang tebawah tetap tinggal lama. Benang sari 3; kepala sari pendek. Tangkai putik 2; kepala putik sempit, ungu. Di tempat cari matahari, kerapkali di tanah keras karena terinjak; 1-2.000 m. Rumput belulang, Ind, Jukut japang, S, Jukut carulang, S, Godong ula, Rebba manggabuk, Md. (Eleusine indica)





















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
*        Identifikasi gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan mengamati sifat-sifat vegetatif dan generatif dari gulma dan kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi gulma.
*        Untuk mengidentifikasi gulma kita terlebih dahulu harus memahami dan mengamati sifat-sifat vegetatif maupun generatif dari gulma tersebut. Sifat vegetatif terdiri dari akar, batang, daun, serta modifikasi dari akar, batang dan daun, sedangkan sifat generatif terdiri dari bunga, buah dan biji.




















DAFTAR PUSTAKA

Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Kanisius, Yogyakarta.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar