Jumat, 12 April 2013

makalah ilmu hama tumbuhan



makalah
Ilmu HAMA TUMBUHAN
INVERTARISASI DAN IDENTIFIKASI HAMA PADA
TANAMAN PERKEBUNAN








                                                     









                                                                                        



NAMA                         : Willem Wabang
NIM / SEMESTER            : 0804042683 / IIi
JURUSAN                      : BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI             : ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
DOSEN WALI                 : Ir. I Wayan Mudita. M,Sc


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2OO9


I.       Pendahuluan
Tanaman perkebunan merupakan tanaman tahunan, ekosistemnya lebih stabil, sehingga strategi pengendalian hama dan penyakit seharusnya dapat direncanakan lebih baik. Strategi yang dipilih adalah pengendalian hama secara terpadu (PHT), yakni dengan berdasar pertimbangan ekologi, ekonomi, dan sosiologi.
Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara. Telah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi sub sektor perkebunan. Upaya tersebut adalah intefikasi, ekstensifikasi, deversifikasi dan rehabilitasi.
Dari berbagai bentuk upaya tersebut, pelaksanaannya sering mengalami hambatan-hambatan. Harapan produksi yang tinggi karena sebab-sebab tertentu sering tidak tercapai. Salah satu kendala rendahnya produksi tersebut adalah gangguan hama dan penyakit. Untuk itu perlu diterapkan strategi khusus tentang perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit.
Paling tidak ada empat PHT tersebut yakni pengendalian hama secara budidaya, mekanis, hayati dan kimia. Dalam pelaksanaannya, pengelola perkebunan atau petani cenderung lebih tertarik melaksanakan pengendalian dengan menggunakan cara kimia, atau menggunakan pestisida. Cara tersebut memang sangat efektif, dan dapat segera dilihat hasilnya, namun cara tersebut tidaklah bijaksana, karena membawa dampak buruk terhadap lingkungan.
II.    Budidaya Tanaman
Jenis- jenis tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :
a.       Tanaman Kakao
Sistematika tanaman kakao menurut Siregar dkk (1990) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Klas     : Dicotyledonae
Ordo    : Malvales
Famili : Sterculiceae
Genus : Theobroma
Species  : Theobroma cacao L.
Tanaman kakao Theobroma cacao L. di Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki aspek penting dalam kehidupan sosial ekonomi penduduk dan sebagai tambahan devisa negara serta penyediaan lapangan kerja Balai Informasi Pertanian Nusa Tenggara Timur, 1994)
Perkembangan kakao di Indonesia dewasa ini bila ditinjau dari penambahan luas arealnya, cukup memuaskan terutama perkebunan rakyat. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (1989-1993) laju peningkatan produksi kakao Indonesia sebesar kurang lebih 23,67% (Poedjiwidodo, 1996). Selanjutnya dinyatakan bahwa pada tahun 1994 areal kakao rakyat mencapai 69,60%, sedangkan areal perkebunan swasta sebesar 19,71% dan areal perkebunan negara 11,69%.
Serangan serangga hama merupakan salah satu faktor penting yang membatasi produksi kakao. Diketahui ada sekitar 130 jenis spesies hama dapat hidup pada tanaman kakao (Syamsulbahri, 1996). Tercatat ada 15 hama penggerek batang, 11 hama penggerek daun, 8 hama penghisap daun, dan  1 hama pada buah sebagai hama penting pada pertanaman kakao di Indonesia (Siregar dkk, 1989). Namun hanya beberapa saja yang tergolong hama utama yakni penggerek buah kakao Conopomorpha cramella sn, kepik penghisap buah Helopeltis antonii, penggerek batang atau cabang Zeuzera coffeae dan ulat api Darna trima (Syamsulbahri, 1996).
b.      Tanaman Kopi
Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang
tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan. PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi. Untuk tanah pegunungan/miring buat teras. Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi. Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam.
c.       Tanaman Mente
Jambu mete merupakan tanamnan buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,
kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Di antara sekian banyak negara produsen, Brasil, Kenya, dan India
merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia.
Jambu mete (Anacardium occidentale L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan, terutama di kawasan Timur Indonesia yang mempunyai periode curah hujan singkat (3-4 bulan). Tanaman ini tahan terhadap cekaman kekeringan serta banyak ditanam dan dikembangkan di daerah-daerah beriklim kering, di antaranya di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Bali. Sejalan dengan semakin luasnya pertanaman jambu mete, terutama di NTB, serangan hama menjadi salah satu kendala penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi produksi dan ekspor kacang mete.
Jambu mete mempunyai puluhan varietas, di antaranya ada yang berkulit putih, merah, merah muda, kuning, hijau kekuningan dan hijau.
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai
dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapatdigoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadibeberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selaimete, buah kalengan, dan jem jambu mete.
Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti gengat yang sering menggerogoti buku.
d.      Tanaman Kelapa
Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Kelapa telah ada sejak zaman prasejarah dikenal dalam peradaban manusia, dan  diketahui tumbuh didaerah tropis.
Ada tiga teori menyatakan tentang daerah asal tanaman kelapa.
-          Teori pertama, memperkirakan bahwa kelapa adalah salah satu anggota genus Cocos seperti yang tumbuh di Amerika, dan daerah asalnya adalah adalah lembah-lembah andes dicolumbia, Ameruika selatan.
-          Teori kedua, beranggapan bahwa kelapa berasal dari daerah pantai kawasan Amerika Tengah, dimana dengan perantaraan arus lautan terbawa dan menyebar kepulau-pulau Samudra Pasifik.
-          Teori ketiga menyatakan bahwa daerah asal kelapa adalah suatu kawasan Asia selatan atau Malaysia atau mungkin pasifik barat. Dan berlawanan dengan teori kedua, menurut teori ketiga ini dari kawasan terakhir itulah kelapa menyebar ke pantai-pantai barat Benua Amerika terutama daerah tropis.
Ketiga teori tersebut mempunyai argumentasi akan kemungkinan kebenarannya, tapi tidak seluruhnya dapat diterima. Sehingga pada akhirnya para peneliti berkesimpulan bahwa kelapa berasal dari kawasan yang sekarang kita kenal sebagai Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah baik melalui arus laut maupun perantaraan manusia, kelapa menyebar kedaerah lain.
III. Hama
Hama – hama yang menyerang tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :
a.       Hama pada tanaman kakao
Ø  Penggerek buah kakao, Conopomorpha cramella sn
Hama ini menyerang buah kakao yang masih muda itu pada waktu buah kakao mencapai panjang sekitar 8 cm.

Bioekologi Hama. Imago berupa ngengat yang aktif sejak pukul 18.00-23.00 sedangkan pada siang hari bersembunyi dibalik daun, ranting atau cabang tanaman, ukuran tubuhnya kecil, panjang sekitar 7 mm dan lebar sekitar 2 mm. Bila sayap direntangkan mencapai panjang 12-13 mm dengan antena dikepala memiliki panjang dari badan. Selama hidupnya menghasilkan telur sebanyak 50-100 butir. Periode telur 6-9 hari. Periode larva sekitar 15-18 hari (Siregar dkk, 1989).

     Siklus Hidup Imago Conopomorpha Cramerella Snellen
Gejala serangan
Gejala serangan nampak bila buah sudah masak, yakni kulit buah menjadi pudar dan timbul belang berwarna jingga, bila diguncang tidak menimbulkan bunyi, dan bila dibelah warna daging buahnya akan tampak hitam dan bijinya melekat satu sama lain.
ØKepik penghisap buah, Helopeltis spp.
Serangan Helopeltis spp. dapat menurunkan produksi 36% pada tahun yang sama sejak penyerangan, sedangkan pada tahun berikutnya dapat mencapai 61-75%. Serangan berulang tiap tahun dapat menimbulkan kerugian sangat besar, karena tanaman tidak sempat tumbuh normal (Susanto,1996).
Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)

Bioekologi Hama. Bentuk Helopeltis spp. dewasa mirip walang sangit, panjang tubuh sekitar 10 mm. Bagian tengah tubuh (Skutellum), berwarna jingga dan bagian belakang tubuh (abdomen) warna hitam/kehijauan dengan garis-garis putih. Panjang tubuhnya 6,5-7,5 mm, distribusi vertikalnya secara luas berkisar dari 200-1400 m dpl. H. brady berwarna gelap, panjang tubuhnya lebih dari 8 mm. Panjang telur 2 mm dan lebar 0,7 mm. Periode larvanya 6-7 hari, periode nimfa 10-11 hari, selama hidupnya serangga betina dewasa menghasilkan telur hingga 200 butir (Siregar dkk, 1989).
Gejala Serangan
Helopeltis spp. menyerang tanaman dengan cara menusuk dan menghisap cairan tanaman, terutama pada buah pentil (Cherelle) dan pucuk-pucuk muda. Serangan oleh tussukan pada buah akan menimbulkan bercak-becak berwarna cokelat kehitaman. Sedangkan jika menyerang tunas akan menimbulkan bercak cekung mula-mula seiring dengan pertumbuhan tunas itu sendiri, akibatnya ranting akan layu, kering atau mati. Serangan pada buah akan menimbulkan kematian atau berkembang terus tetapi permukaan kulitnya menjadi retak dan bentuknya tidak normal sehingga menghmabta pembentukan biji (Siregar dkk, 1989).
b.      Hama pada tanaman kopi
Ø  Busuk Buah Stephanoderes hampei
Kumbang ini biasanya aktif pada sore hari. Serangan hama bubuk buah menguning dan mudah gugur, bahkan ada yang membusuk. Bila menyerang buah yang sudah tua, tidak menimbulkan perubahan warna, dan buah tidak mudah gugur, sehingga sulit dibedakan dengan buah yang sehat.
Buah muda biasanya digunakan sebagai makanan, dan bukan sebagai tempat untuk bertelur. Telur biasanya diletakkan pada buah yang sudah tua. Biasanya kumbang menggerek ujung buah menuju ke biji, kemudian membuat rongga dan bertelur di rongga tersebut. Kumbang ini biasanya tetap tetap tinggal di rongga, dan seekor betina dapat menghasilkan sekitar 15-56 butir telur. Apabila larva menetas, akan menggerek keping, dan bila keping sudah habis, selanjutnya ulat berpindah ke buah yang masih baik. Periode telur berkisar 5-14 hari, dan tampaknya tergantung pada keadaan lingkungan. Stadia larva berkisar 19-25 hari, sedangkan pupa berkiar 5-11 hari. Edaran hidupnya tergantung pada keadaan suhu. Buah bubuk kopi berwarna hitam, dan biasanya pada musim hujan keadaannya jadi lembab.
Ø  Kutu akar Pseudococcus deceptor
Ada satu jenis kutu akar yang dianggap penting, yakni Pseudococcus deceptor (GR) BERT. Jenis ini menyerupai kutu dompolan maupun kutu putih pada coklat. Biasanya menyerang bagian-bagian akar, dari pangkal sampai ujung serta rammmbut-rambutnya. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya, daun-daun menjadi menguning dan tanaman menjadi merana, dan apabila menyerang bibit dapat menyebabkan kematian. Ada beberapa musuh alami berupa cendawan Polyporus coffeae WAK atau Diacanthodes philippinensis SIGN.
c.       Hama pada tanaman mente
Ø  Trylooptila panrosema
 Hama ini menyerang buah mentor jambu mete, yaitu dengan menggerek masuk ke dalam buah atau mentor. Mengakibatkan mutu mentor menjadi rendah, serangan berat mengakibatkan buah gugur sebelum waktunya. Warna ulat gelap kemerah-merahan.
Ø  Hephotettyx spp
Hama ini juga merupakan hama penggerek buah dan dapat mengeluarkan sisa-sisa kotoran dari dalam buah. Kerugian yang ditimbulkan antara 20 – 60 %. Hama ini menyerang mentor pada semua tingkatan umur, sehingga menyebabkan buah gugur sebelum waktunya.
Ø  Paradasynus rostratus
Hama ini mengisap cairan biji mente yang masih muda/lunak dan dapat menyebabkan biji mengkerut sampai akhirnya mengering. Serangan berat dapat menyebabkan mutu biji mete menjadi sangat rendah. Hama ini meletakkan telurnya di sekitar permukaan bagian bawah daun.
Ø  Helopelthis antonii
Hama ini bentuknya hampir menyerupai nyamuk biasa, tetapi ukurannya lebih besar dan gemuk. Imago berwarna hitam dengan garis-garis putih di bagian perut. Hama ini menyebabkan kerugian ekonomi paling tinggi dibandingkan hama-hama lain. Menyerang tunas muda, daun, cabang-cabang, mentor dan buah yang sedang berkembang dengan cara menghisap cairan dari dalamnya.Hama ini juga mengeluarkan sekresi berupa gums atau lendir yang dapat menjadi media tumbuh cendawan, sehingga daun atau mentor bekas serangan menjadi kotor. Rata-rata kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 25%, terutama bila sampai menyerang tunas muda.
Ø  Hypatina halygramma
Berwarna coklat kehijauan dan ada yang berwarna coklat kekuningan. Menyerang ujung tunas muda dengan cara menggerek masuk sampai kira-kira 20-25 mm. Menyebabkan tunas menjadi kerdil sampai akhirnya mati. Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 25%

d.      Hama pada tanaman kelapa
Ø  Kumbang kelapa ( Oryctes rhinoceros) termasuk famili Dinastidae; dan Ordo Coleoptera.
Gejala serangannya.
 Kumbang dewasa menggerek pucuk kelapa dengan maksud mencari bagian muda dan lunak dan banyak mengandung air. Daun pucuk bekas gerekan kumbang ini setelah berkembang Nampak bagaikan digunting segitiga. Bila yang dirusak titik tumbuh, kelapa tidak akan membentuk daun baru lagi dan akhirnya mati.
Selain menyerang kelapa, kumbang ini menyerang jenis-jenis palma lainnya seperti sagu.
Sifat dan cara hidup.
Telur kumbang ini berbentuk bulat, berwarna putih, berukuran panjang 3 mm dan lebar 2 mm. seekor kumbang betina bertelur 35-70 butir. Stadium telur lamanya ± 12 hari.
Larva dewasa berukuran 12 mm, kepalanya berwarna coklat kemerahan, tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Badannya berbulu pendek dan pada ekornya bulu-bulu itu tumbuh rapat. Lama stadium larva adalah 4-5 bulan. Larva hidup pada sisa-sisa tumbuhan setelah membusuk, kotoran ternak, timbunan sampah, sisa sisa pengolahan hasil pertanian, atau batang kelapa yang membusuk.
Kepompong berukurab kecil dari pada larvanya, dibungkus kokon yang dibuat dari tanah, warnanya kuning. Masa kepompong terdiri atas 2 fase yaitu fase selama satu bulan dan fase selama 3 minggu.
 Kumbang dewasa meninggalkan kokon pada malam hari dan segera terbang keatas pohon kelapa. Kemudian menyusup kedalam pucuk membuat lubang menembusi pangkal pelepah daun muda sampai ditengah-tengah pucuk dan berada disini selama 5-10 hari.
Ø   Kumbang sagu (Rhynchophorus ferruginous)
Ciri: imago, berbentuk kumbang dengan masa perkembangan 11-18 hari. Ciri khas nya adalah tinggal di kokon sampai keras.
Gejala: merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat.
Ø   Sexava sp
Ciri: belalang sempurna dengan ukuran 70-90 mm, berwarna hijau kadang-kadang coklat. Masa perkembangan 40 hari.
Gejala : merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga;  merajalela pada musim kemarau; pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja.
Ø   Kutu Aspidiotus destructor sp
Ciri: kutu berperisai, jantan bersayap dengan ukuran 1,5-2 betina, jantan 0,5 mm. Imago jantan berwarna merah/merah jambu dan betina berwarna kuning sampai merah.
Gejala: bercak-bercak kuning pada permukaan bagian bawah daun; pada serangan berat daun berwarna merah keabu-abuan, tidak berkembang (tetap kecil), tidak tegak, kemudian tajuknya terkulai dan mati; akibat serangan dalam waktu 2-5 tahun tidak mau berbuah. Pengendalian: menggunakan musuh alami yaitu predator Cryptognatha nodiceps Marshall atau parasit Comperiella unifasciata Ishii.
Ø   Ulat Artona catoxantha
Hama ulat daun ini termasuk keluarga Zygaenidae, bangsa Lepidoptera. Ulat daun ini biasanya merusak daun kelapa tua, sedangkan ulat yang baru menetas merusak daun dari permukaan bawah, sehingga timbul bintik-bintik luka. Ulat melukai daun hanya sampai batas lapisan epidermis atas, sehingga lapisan yang ditinggalkan mudah kering dan selanjutnya dengan gejala berbentuk garis, yang semakin lama serangan luas. Serangan yang berat menyebabkan helaian daun habis, bahkan dalam keadaan tertentu tinggal lidinya saja.

IV. Penutup
Tanaman perkebunan merupakan tanaman tahunan, ekosistemnya lebih stabil, sehingga strategi pengendalian hama dan penyakit seharusnya dapat direncanakan lebih baik.
Adapun hama-hama yang menyerang tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :
a.       Hama pada tanaman kakao
Ø  Penggerek buah kakao, Conopomorpha cramella sn
Gejala serangan nampak bila buah sudah masak, yakni kulit buah menjadi pudar dan timbul belang berwarna jingga, bila diguncang tidak menimbulkan bunyi, dan bila dibelah warna daging buahnya akan tampak hitam dan bijinya melekat satu sama lain.
ØKepik penghisap buah, Helopeltis spp.
Helopeltis spp. menyerang tanaman dengan cara menusuk dan menghisap cairan tanaman, terutama pada buah pentil (Cherelle) dan pucuk-pucuk muda. Serangan oleh tussukan pada buah akan menimbulkan bercak-becak berwarna cokelat kehitaman. Sedangkan jika menyerang tunas akan menimbulkan bercak cekung mula-mula seiring dengan pertumbuhan tunas itu sendiri, akibatnya ranting akan layu, kering atau mati. Serangan pada buah akan menimbulkan kematian atau berkembang terus tetapi permukaan kulitnya menjadi retak dan bentuknya tidak normal sehingga menghmabta pembentukan biji (Siregar dkk, 1989).
b.      Hama pada tanaman kopi
Ø  Busuk Buah Stephanoderes hampei
Kumbang ini biasanya aktif pada sore hari. Serangan hama bubuk buah menguning dan mudah gugur, bahkan ada yang membusuk. Bila menyerang buah yang sudah tua, tidak menimbulkan perubahan warna, dan buah tidak mudah gugur, sehingga sulit dibedakan dengan buah yang sehat.
Ø  Kutu akar Pseudococcus deceptor
Biasanya menyerang bagian-bagian akar, dari pangkal sampai ujung serta rammmbut-rambutnya. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya, daun-daun menjadi menguning dan tanaman menjadi merana, dan apabila menyerang bibit dapat menyebabkan kematian. Ada beberapa musuh alami berupa cendawan Polyporus coffeae WAK atau Diacanthodes philippinensis SIGN.
c.       Hama pada tanaman mente
Ø  Trylooptila panrosema
 Hama ini menyerang buah mentor jambu mete, yaitu dengan menggerek masuk ke dalam buah atau mentor. Mengakibatkan mutu mentor menjadi rendah, serangan berat mengakibatkan buah gugur sebelum waktunya. Warna ulat gelap kemerah-merahan.
Ø  Hephotettyx spp
Hama ini juga merupakan hama penggerek buah dan dapat mengeluarkan sisa-sisa kotoran dari dalam buah. Kerugian yang ditimbulkan antara 20 – 60 %. Hama ini menyerang mentor pada semua tingkatan umur, sehingga menyebabkan buah gugur sebelum waktunya.
Ø  Paradasynus rostratus
Hama ini mengisap cairan biji mente yang masih muda/lunak dan dapat menyebabkan biji mengkerut sampai akhirnya mengering. Serangan berat dapat menyebabkan mutu biji mete menjadi sangat rendah. Hama ini meletakkan telurnya di sekitar permukaan bagian bawah daun.
Ø  Helopelthis antonii
Hama ini bentuknya hampir menyerupai nyamuk biasa, tetapi ukurannya lebih besar dan gemuk. Imago berwarna hitam dengan garis-garis putih di bagian perut. Hama ini menyebabkan kerugian ekonomi paling tinggi dibandingkan hama-hama lain. Menyerang tunas muda, daun, cabang-cabang, mentor dan buah yang sedang berkembang dengan cara menghisap cairan dari dalamnya.
Ø  Hypatina halygramma
Berwarna coklat kehijauan dan ada yang berwarna coklat kekuningan. Menyerang ujung tunas muda dengan cara menggerek masuk sampai kira-kira 20-25 mm. Menyebabkan tunas menjadi kerdil sampai akhirnya mati. Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 25%
d.      Hama pada tanaman kelapa
Ø  Kumbang kelapa ( Oryctes rhinoceros) termasuk famili Dinastidae; dan Ordo Coleoptera.
Kumbang dewasa menggerek pucuk kelapa dengan maksud mencari bagian muda dan lunak dan banyak mengandung air. Daun pucuk bekas gerekan kumbang ini setelah berkembang Nampak bagaikan digunting segitiga. Bila yang dirusak titik tumbuh, kelapa tidak akan membentuk daun baru lagi dan akhirnya mati.
Ø   Kumbang sagu (Rhynchophorus ferruginous)
Gejala: merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat.
Ø   Sexava sp
Gejala : merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga;  merajalela pada musim kemarau; pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja.
Ø   Kutu Aspidiotus destructor sp
Gejala: bercak-bercak kuning pada permukaan bagian bawah daun; pada serangan berat daun berwarna merah keabu-abuan, tidak berkembang (tetap kecil), tidak tegak, kemudian tajuknya terkulai dan mati; akibat serangan dalam waktu 2-5 tahun tidak mau berbuah.
Ø   Ulat Artona catoxantha
Hama ulat daun ini termasuk keluarga Zygaenidae, bangsa Lepidoptera. Ulat daun ini biasanya merusak daun kelapa tua, sedangkan ulat yang baru menetas merusak daun dari permukaan bawah, sehingga timbul bintik-bintik luka.

V.    Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar