
Ilmu HAMA TUMBUHAN
INVERTARISASI DAN IDENTIFIKASI HAMA PADA
TANAMAN PERKEBUNAN
NAMA : Willem Wabang
NIM / SEMESTER : 0804042683 / IIi
JURUSAN : BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI : ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
DOSEN WALI :
Ir. I Wayan Mudita. M,Sc
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2OO9
I. Pendahuluan
Tanaman
perkebunan merupakan tanaman tahunan, ekosistemnya lebih stabil, sehingga
strategi pengendalian hama dan penyakit seharusnya dapat direncanakan lebih
baik. Strategi yang dipilih adalah pengendalian hama secara terpadu (PHT),
yakni dengan berdasar pertimbangan ekologi, ekonomi, dan sosiologi.
Tanaman
perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi.
Apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara.
Telah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi sub sektor
perkebunan. Upaya tersebut adalah intefikasi, ekstensifikasi, deversifikasi dan
rehabilitasi.
Dari
berbagai bentuk upaya tersebut, pelaksanaannya sering mengalami
hambatan-hambatan. Harapan produksi yang tinggi karena sebab-sebab tertentu
sering tidak tercapai. Salah satu kendala rendahnya produksi tersebut adalah gangguan
hama dan penyakit. Untuk itu perlu diterapkan strategi khusus tentang
perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit.
Paling
tidak ada empat PHT tersebut yakni pengendalian hama secara budidaya, mekanis,
hayati dan kimia. Dalam pelaksanaannya, pengelola perkebunan atau petani
cenderung lebih tertarik melaksanakan pengendalian dengan menggunakan cara
kimia, atau menggunakan pestisida. Cara tersebut memang sangat efektif, dan
dapat segera dilihat hasilnya, namun cara tersebut tidaklah bijaksana, karena
membawa dampak buruk terhadap lingkungan.
II. Budidaya Tanaman
Jenis- jenis tanaman
perkebunan adalah sebagai berikut :
a. Tanaman Kakao
Sistematika
tanaman kakao menurut Siregar dkk (1990) adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Divisio : Spermatophyta
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiceae
Genus : Theobroma
Species : Theobroma
cacao L.
Tanaman kakao Theobroma
cacao L. di Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
memiliki aspek penting dalam kehidupan sosial ekonomi penduduk dan sebagai
tambahan devisa negara serta penyediaan lapangan kerja Balai Informasi
Pertanian Nusa Tenggara Timur, 1994)
Perkembangan kakao di Indonesia dewasa ini bila ditinjau
dari penambahan luas arealnya, cukup memuaskan terutama perkebunan rakyat.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (1989-1993) laju peningkatan produksi kakao
Indonesia sebesar kurang lebih 23,67% (Poedjiwidodo, 1996). Selanjutnya
dinyatakan bahwa pada tahun 1994 areal kakao rakyat mencapai 69,60%, sedangkan
areal perkebunan swasta sebesar 19,71% dan areal perkebunan negara 11,69%.
Serangan serangga hama merupakan salah satu faktor
penting yang membatasi produksi kakao. Diketahui ada sekitar 130 jenis spesies
hama dapat hidup pada tanaman kakao (Syamsulbahri, 1996). Tercatat ada 15 hama
penggerek batang, 11 hama penggerek daun, 8 hama penghisap daun, dan 1 hama pada buah sebagai hama penting pada
pertanaman kakao di Indonesia (Siregar dkk, 1989). Namun hanya beberapa saja
yang tergolong hama utama yakni penggerek buah kakao Conopomorpha cramella sn, kepik penghisap buah Helopeltis antonii, penggerek batang atau cabang Zeuzera coffeae dan ulat api Darna trima (Syamsulbahri, 1996).
b. Tanaman Kopi
Tanaman
Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk
pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah
sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya
butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang
tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan. PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi. Untuk tanah pegunungan/miring buat teras. Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi. Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam.
tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan. PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi. Untuk tanah pegunungan/miring buat teras. Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi. Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam.
c. Tanaman Mente
Jambu mete merupakan tanamnan buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara.
Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,
kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana,
Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina,
dan Indonesia. Di antara sekian banyak negara produsen, Brasil, Kenya, dan
India
merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia.
Jambu mete (Anacardium occidentale
L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan, terutama di kawasan
Timur Indonesia yang mempunyai periode curah hujan singkat (3-4 bulan). Tanaman
ini tahan terhadap cekaman kekeringan serta banyak ditanam dan dikembangkan di daerah-daerah
beriklim kering, di antaranya di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Bali. Sejalan dengan semakin
luasnya pertanaman jambu mete, terutama di NTB, serangan hama menjadi salah
satu kendala penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi produksi
dan ekspor kacang mete.
Jambu mete mempunyai puluhan varietas, di antaranya ada yang berkulit
putih, merah, merah muda, kuning, hijau kekuningan dan hijau.
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai
dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang
mete) dapatdigoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah
menjadibeberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan
kering, selaimete, buah kalengan, dan jem jambu mete.
Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena
udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk
bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon
jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon
mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku. Selain daya
rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti gengat yang sering menggerogoti
buku.
d. Tanaman Kelapa
Kelapa
merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili
Palmae. Kelapa telah ada
sejak zaman prasejarah dikenal dalam peradaban manusia, dan diketahui tumbuh didaerah tropis.
Ada
tiga teori menyatakan tentang daerah asal tanaman kelapa.
-
Teori pertama, memperkirakan bahwa kelapa adalah salah
satu anggota genus Cocos seperti yang tumbuh di Amerika, dan daerah asalnya
adalah adalah lembah-lembah andes dicolumbia, Ameruika selatan.
-
Teori kedua, beranggapan bahwa kelapa berasal dari
daerah pantai kawasan Amerika Tengah, dimana dengan perantaraan arus lautan
terbawa dan menyebar kepulau-pulau Samudra Pasifik.
-
Teori ketiga menyatakan bahwa daerah asal kelapa adalah
suatu kawasan Asia selatan atau Malaysia
atau mungkin pasifik barat. Dan berlawanan dengan teori kedua, menurut teori
ketiga ini dari kawasan terakhir itulah kelapa menyebar ke pantai-pantai barat
Benua Amerika terutama daerah tropis.
Ketiga teori tersebut mempunyai argumentasi akan
kemungkinan kebenarannya, tapi tidak seluruhnya dapat diterima. Sehingga pada
akhirnya para peneliti berkesimpulan bahwa kelapa berasal dari kawasan yang
sekarang kita kenal sebagai Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah baik melalui arus laut maupun perantaraan manusia,
kelapa menyebar kedaerah lain.
III. Hama
Hama – hama yang menyerang
tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :
a. Hama pada tanaman kakao
Ø Penggerek buah kakao, Conopomorpha cramella sn
Hama ini menyerang buah kakao yang masih muda itu pada
waktu buah kakao mencapai panjang sekitar 8 cm.

Bioekologi Hama. Imago
berupa ngengat yang aktif sejak pukul 18.00-23.00 sedangkan pada siang hari
bersembunyi dibalik daun, ranting atau cabang tanaman, ukuran tubuhnya kecil,
panjang sekitar 7 mm dan lebar sekitar 2 mm. Bila sayap direntangkan mencapai
panjang 12-13 mm dengan antena dikepala memiliki panjang dari badan. Selama
hidupnya menghasilkan telur sebanyak 50-100 butir. Periode telur 6-9 hari.
Periode larva sekitar 15-18 hari (Siregar dkk, 1989).

Siklus Hidup Imago Conopomorpha
Cramerella Snellen
Gejala serangan
Gejala
serangan nampak bila buah sudah masak, yakni kulit buah menjadi pudar dan
timbul belang berwarna jingga, bila diguncang tidak menimbulkan bunyi, dan bila
dibelah warna daging buahnya akan tampak hitam dan bijinya melekat satu sama
lain.
ØKepik penghisap buah, Helopeltis spp.
Serangan Helopeltis spp. dapat
menurunkan produksi 36% pada tahun yang sama sejak penyerangan, sedangkan pada
tahun berikutnya dapat mencapai 61-75%. Serangan berulang tiap tahun dapat menimbulkan kerugian sangat besar,
karena tanaman tidak sempat tumbuh normal (Susanto,1996).
Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)
Bioekologi Hama. Bentuk Helopeltis spp. dewasa mirip walang
sangit, panjang tubuh sekitar 10 mm. Bagian tengah tubuh (Skutellum), berwarna
jingga dan bagian belakang tubuh (abdomen) warna hitam/kehijauan dengan
garis-garis putih. Panjang tubuhnya 6,5-7,5 mm, distribusi vertikalnya secara
luas berkisar dari 200-1400 m dpl. H. brady berwarna gelap, panjang tubuhnya
lebih dari 8 mm. Panjang telur 2 mm dan lebar 0,7 mm. Periode larvanya 6-7
hari, periode nimfa 10-11 hari, selama hidupnya serangga betina dewasa
menghasilkan telur hingga 200 butir (Siregar dkk, 1989).
Gejala Serangan
Helopeltis spp. menyerang tanaman dengan cara menusuk dan
menghisap cairan tanaman, terutama pada buah pentil (Cherelle) dan pucuk-pucuk
muda. Serangan oleh tussukan pada buah akan menimbulkan bercak-becak berwarna
cokelat kehitaman. Sedangkan jika menyerang tunas akan menimbulkan bercak
cekung mula-mula seiring dengan pertumbuhan tunas itu sendiri, akibatnya
ranting akan layu, kering atau mati. Serangan pada buah akan menimbulkan
kematian atau berkembang terus tetapi permukaan kulitnya menjadi retak dan
bentuknya tidak normal sehingga menghmabta pembentukan biji (Siregar dkk,
1989).
b. Hama pada tanaman kopi
Ø Busuk Buah Stephanoderes hampei
Kumbang ini
biasanya aktif pada sore hari. Serangan hama bubuk buah menguning dan mudah
gugur, bahkan ada yang membusuk. Bila menyerang buah yang sudah tua, tidak
menimbulkan perubahan warna, dan buah tidak mudah gugur, sehingga sulit
dibedakan dengan buah yang sehat.
Buah muda
biasanya digunakan sebagai makanan, dan bukan sebagai tempat untuk bertelur.
Telur biasanya diletakkan pada buah yang sudah tua. Biasanya kumbang menggerek
ujung buah menuju ke biji, kemudian membuat rongga dan bertelur di rongga
tersebut. Kumbang ini biasanya tetap tetap tinggal di rongga, dan seekor betina
dapat menghasilkan sekitar 15-56 butir telur. Apabila larva menetas, akan
menggerek keping, dan bila keping sudah habis, selanjutnya ulat berpindah ke
buah yang masih baik. Periode telur berkisar 5-14 hari, dan tampaknya
tergantung pada keadaan lingkungan. Stadia larva berkisar 19-25 hari, sedangkan
pupa berkiar 5-11 hari. Edaran hidupnya tergantung pada keadaan suhu. Buah
bubuk kopi berwarna hitam, dan biasanya pada musim hujan keadaannya jadi
lembab.
Ø Kutu akar Pseudococcus deceptor
Ada satu jenis
kutu akar yang dianggap penting, yakni Pseudococcus
deceptor (GR) BERT. Jenis
ini menyerupai kutu dompolan maupun kutu putih pada coklat. Biasanya menyerang bagian-bagian akar,
dari pangkal sampai ujung serta rammmbut-rambutnya. Tanaman yang terserang akan
terhambat pertumbuhannya, daun-daun menjadi menguning dan tanaman menjadi
merana, dan apabila menyerang bibit dapat menyebabkan kematian. Ada beberapa
musuh alami berupa cendawan Polyporus
coffeae WAK atau Diacanthodes
philippinensis SIGN.
c. Hama pada tanaman mente
Ø Trylooptila
panrosema
Hama ini menyerang buah mentor jambu mete,
yaitu dengan menggerek masuk ke dalam buah atau mentor. Mengakibatkan mutu
mentor menjadi rendah, serangan berat mengakibatkan buah gugur sebelum
waktunya. Warna ulat gelap kemerah-merahan.
Ø Hephotettyx spp
Hama
ini juga merupakan hama penggerek buah dan dapat mengeluarkan sisa-sisa kotoran
dari dalam buah. Kerugian yang ditimbulkan antara 20 – 60 %. Hama ini menyerang
mentor pada semua tingkatan umur, sehingga menyebabkan buah gugur sebelum
waktunya.
Ø Paradasynus
rostratus
Hama
ini mengisap cairan biji mente yang masih muda/lunak dan dapat menyebabkan biji
mengkerut sampai akhirnya mengering. Serangan berat dapat menyebabkan mutu biji
mete menjadi sangat rendah. Hama
ini meletakkan telurnya di sekitar permukaan bagian bawah daun.
Ø Helopelthis
antonii
Hama
ini bentuknya hampir menyerupai nyamuk biasa, tetapi ukurannya lebih besar dan
gemuk. Imago berwarna hitam
dengan garis-garis putih di bagian perut. Hama ini menyebabkan kerugian ekonomi
paling tinggi dibandingkan hama-hama lain. Menyerang tunas muda, daun,
cabang-cabang, mentor dan buah yang sedang berkembang dengan cara menghisap
cairan dari dalamnya.Hama ini juga mengeluarkan sekresi berupa gums atau lendir
yang dapat menjadi media tumbuh cendawan, sehingga daun atau mentor bekas
serangan menjadi kotor. Rata-rata kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 25%,
terutama bila sampai menyerang tunas muda.
Ø Hypatina
halygramma
Berwarna
coklat kehijauan dan ada yang berwarna coklat kekuningan. Menyerang ujung tunas muda dengan cara menggerek
masuk sampai kira-kira 20-25 mm. Menyebabkan tunas menjadi kerdil sampai
akhirnya mati. Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 25%
d. Hama pada tanaman kelapa
Ø Kumbang kelapa ( Oryctes rhinoceros) termasuk famili Dinastidae; dan Ordo
Coleoptera.
Gejala serangannya.
Kumbang dewasa menggerek pucuk kelapa dengan
maksud mencari bagian muda dan lunak dan banyak mengandung air. Daun
pucuk bekas gerekan kumbang ini setelah berkembang Nampak bagaikan digunting
segitiga. Bila yang dirusak titik tumbuh, kelapa tidak akan membentuk daun baru
lagi dan akhirnya mati.
Selain
menyerang kelapa, kumbang ini menyerang jenis-jenis palma lainnya seperti sagu.
Sifat dan cara hidup.
Telur
kumbang ini berbentuk bulat, berwarna putih, berukuran panjang 3 mm dan lebar 2
mm. seekor kumbang betina bertelur 35-70 butir. Stadium telur lamanya ± 12 hari.
Larva
dewasa berukuran 12 mm, kepalanya berwarna coklat kemerahan, tubuh bagian
belakang lebih besar dari bagian depan. Badannya berbulu pendek dan pada
ekornya bulu-bulu itu tumbuh rapat. Lama stadium larva adalah 4-5 bulan. Larva
hidup pada sisa-sisa tumbuhan setelah membusuk, kotoran ternak, timbunan
sampah, sisa sisa pengolahan hasil pertanian, atau batang kelapa yang membusuk.
Kepompong berukurab kecil dari pada larvanya,
dibungkus kokon yang dibuat dari tanah, warnanya kuning. Masa kepompong terdiri atas 2 fase yaitu fase
selama satu bulan dan fase selama 3 minggu.
Kumbang dewasa meninggalkan kokon pada malam
hari dan segera terbang keatas pohon kelapa. Kemudian menyusup kedalam pucuk
membuat lubang menembusi pangkal pelepah daun muda sampai ditengah-tengah pucuk
dan berada disini selama 5-10 hari.
Ø
Kumbang sagu (Rhynchophorus
ferruginous)
Ciri: imago, berbentuk kumbang dengan masa perkembangan 11-18 hari. Ciri khas nya adalah tinggal di kokon sampai keras.
Ciri: imago, berbentuk kumbang dengan masa perkembangan 11-18 hari. Ciri khas nya adalah tinggal di kokon sampai keras.
Gejala: merusak akar tanaman muda,
batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk
menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat.
Ø
Sexava sp
Ciri: belalang sempurna dengan ukuran
70-90 mm, berwarna hijau kadang-kadang coklat. Masa perkembangan 40 hari.
Gejala : merusak daun tua dan dalam
keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga; merajalela pada musim kemarau; pada serangan
yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja.
Ø
Kutu Aspidiotus destructor sp
Ciri: kutu berperisai, jantan bersayap
dengan ukuran 1,5-2 betina, jantan 0,5 mm. Imago jantan berwarna merah/merah
jambu dan betina berwarna kuning sampai merah.
Gejala: bercak-bercak kuning pada
permukaan bagian bawah daun; pada serangan berat daun berwarna merah
keabu-abuan, tidak berkembang (tetap kecil), tidak tegak, kemudian tajuknya
terkulai dan mati; akibat serangan dalam waktu 2-5 tahun tidak mau berbuah.
Pengendalian: menggunakan musuh alami yaitu predator Cryptognatha nodiceps
Marshall atau parasit Comperiella unifasciata Ishii.
Ø
Ulat Artona catoxantha
Hama ulat daun ini termasuk keluarga
Zygaenidae, bangsa Lepidoptera. Ulat daun ini biasanya merusak daun kelapa tua,
sedangkan ulat yang baru menetas merusak daun dari permukaan bawah, sehingga
timbul bintik-bintik luka. Ulat melukai daun hanya sampai batas lapisan
epidermis atas, sehingga lapisan yang ditinggalkan mudah kering dan selanjutnya
dengan gejala berbentuk garis, yang semakin lama serangan luas. Serangan yang
berat menyebabkan helaian daun habis, bahkan dalam keadaan tertentu tinggal
lidinya saja.
IV. Penutup
Tanaman
perkebunan merupakan tanaman tahunan, ekosistemnya lebih stabil, sehingga
strategi pengendalian hama dan penyakit seharusnya dapat direncanakan lebih
baik.
Adapun hama-hama yang
menyerang tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :
a. Hama pada tanaman kakao
Ø Penggerek buah kakao, Conopomorpha cramella sn
Gejala serangan nampak bila buah sudah masak, yakni kulit
buah menjadi pudar dan timbul belang berwarna jingga, bila diguncang tidak
menimbulkan bunyi, dan bila dibelah warna daging buahnya akan tampak hitam dan
bijinya melekat satu sama lain.
ØKepik penghisap buah, Helopeltis spp.
Helopeltis spp. menyerang tanaman dengan cara menusuk dan
menghisap cairan tanaman, terutama pada buah pentil (Cherelle) dan pucuk-pucuk
muda. Serangan oleh tussukan pada buah akan menimbulkan bercak-becak berwarna
cokelat kehitaman. Sedangkan jika menyerang tunas akan menimbulkan bercak
cekung mula-mula seiring dengan pertumbuhan tunas itu sendiri, akibatnya
ranting akan layu, kering atau mati. Serangan pada buah akan menimbulkan
kematian atau berkembang terus tetapi permukaan kulitnya menjadi retak dan
bentuknya tidak normal sehingga menghmabta pembentukan biji (Siregar dkk,
1989).
b. Hama pada tanaman kopi
Ø Busuk Buah Stephanoderes hampei
Kumbang ini
biasanya aktif pada sore hari. Serangan hama bubuk buah menguning dan mudah
gugur, bahkan ada yang membusuk. Bila menyerang buah yang sudah tua, tidak
menimbulkan perubahan warna, dan buah tidak mudah gugur, sehingga sulit
dibedakan dengan buah yang sehat.
Ø Kutu akar Pseudococcus deceptor
Biasanya
menyerang bagian-bagian akar, dari pangkal sampai ujung serta rammmbut-rambutnya.
Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya, daun-daun menjadi
menguning dan tanaman menjadi merana, dan apabila menyerang bibit dapat
menyebabkan kematian. Ada beberapa musuh alami berupa cendawan Polyporus coffeae WAK atau Diacanthodes philippinensis SIGN.
c. Hama pada tanaman mente
Ø Trylooptila
panrosema
Hama ini menyerang buah mentor jambu mete,
yaitu dengan menggerek masuk ke dalam buah atau mentor. Mengakibatkan mutu
mentor menjadi rendah, serangan berat mengakibatkan buah gugur sebelum
waktunya. Warna ulat gelap kemerah-merahan.
Ø Hephotettyx spp
Hama
ini juga merupakan hama penggerek buah dan dapat mengeluarkan sisa-sisa kotoran
dari dalam buah. Kerugian yang ditimbulkan antara 20 – 60 %. Hama ini menyerang
mentor pada semua tingkatan umur, sehingga menyebabkan buah gugur sebelum
waktunya.
Ø Paradasynus
rostratus
Hama
ini mengisap cairan biji mente yang masih muda/lunak dan dapat menyebabkan biji
mengkerut sampai akhirnya mengering. Serangan berat dapat menyebabkan mutu biji
mete menjadi sangat rendah. Hama
ini meletakkan telurnya di sekitar permukaan bagian bawah daun.
Ø Helopelthis
antonii
Hama
ini bentuknya hampir menyerupai nyamuk biasa, tetapi ukurannya lebih besar dan
gemuk. Imago berwarna hitam dengan garis-garis putih di bagian perut. Hama ini
menyebabkan kerugian ekonomi paling tinggi dibandingkan hama-hama lain.
Menyerang tunas muda, daun, cabang-cabang, mentor dan buah yang sedang
berkembang dengan cara menghisap cairan dari dalamnya.
Ø Hypatina
halygramma
Berwarna
coklat kehijauan dan ada yang berwarna coklat kekuningan. Menyerang ujung tunas
muda dengan cara menggerek masuk sampai kira-kira 20-25 mm. Menyebabkan tunas
menjadi kerdil sampai akhirnya mati. Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai
25%
d. Hama pada tanaman kelapa
Ø Kumbang kelapa ( Oryctes rhinoceros) termasuk famili Dinastidae; dan Ordo
Coleoptera.
Kumbang
dewasa menggerek pucuk kelapa dengan maksud mencari bagian muda dan lunak dan
banyak mengandung air. Daun pucuk bekas gerekan kumbang ini setelah berkembang
Nampak bagaikan digunting segitiga. Bila yang dirusak titik tumbuh, kelapa
tidak akan membentuk daun baru lagi dan akhirnya mati.
Ø
Kumbang sagu (Rhynchophorus
ferruginous)
Gejala: merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat.
Gejala: merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat.
Ø
Sexava sp
Gejala : merusak daun tua dan dalam
keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga; merajalela pada musim kemarau; pada serangan
yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja.
Ø
Kutu Aspidiotus destructor sp
Gejala: bercak-bercak kuning pada
permukaan bagian bawah daun; pada serangan berat daun berwarna merah
keabu-abuan, tidak berkembang (tetap kecil), tidak tegak, kemudian tajuknya terkulai
dan mati; akibat serangan dalam waktu 2-5 tahun tidak mau berbuah.
Ø
Ulat Artona catoxantha
Hama ulat daun ini termasuk keluarga
Zygaenidae, bangsa Lepidoptera. Ulat daun ini biasanya merusak daun kelapa tua,
sedangkan ulat yang baru menetas merusak daun dari permukaan bawah, sehingga
timbul bintik-bintik luka.
V. Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar